Sabtu

Latar Belakang LKTI 2014


I.                   Dasar Pemikiran
 Pangan adalah suatu kebutuhan dasar bagi manusia yang harus dipenuhi oleh pemerintah dan masyarakat. Ketersediaan pangan yang cukup belum tentu dapat menjamin terhindarnya penduduk dari masalah pangan dan gizi. Selain ketersediaannya perlu diperhatikan aspek pola konsumsi rumah tangga atau keseimbangan kontribusi jenis pangan yang dikonsumsi, sehingga dapat memenuhi standar gizi yang dianjurkan. Hasil analisa pola konsumsi tahun 2010 menunjukkan bahwa konsumsi energy actual masyarakat Indonesia dari kelompok pangan umbi-umbian baru mencapai 87,0 kkal/kap/hari dan anjuran yang seharusnya 122,0 kkal/kap/hari.
Pemanfaatan umbi-umbian yang masih rendah khususnya sebagai sumber pangan karbohidrat non-beras dipicu oleh persepsi yang berlaku umum di masyarakat yaitu pandangan sebagian masyarakat yang menganggap bahwa pangan lokal sebagai pangan inferior. Sebenarnya sumbangan energi yang dihasilkan oleh kelompok pangan umbi-umbian tersebut setara dengan energi yang dihasilkan oleh nasi. Sebagai perbandingan, kalori 100 gram nasi setara dengan 100 gram singkong atau 50 gram bihun atau 50 gram jagung atau 200 gram kentang atau 50 gram sagu dan atau 150 gram ubi.
Potensi besar pangan lokal sumber karbohidrat non beras yang ada di sekeliling kita yang tersedia hampir di seluruh wilayah Indonesia yang terdapat di pekarangan, kebun, tegalan maupun ladang. Namun keberadaannya sampai saat ini masih dilihat sebelah mata sehingga kurang perhatian dan kurang terberdayakan. Di sisi lain konsumsi jagung hanya mencapai 6,3 Gram/Kapita/Hari seakan-akan dilupakan masyarakat karena faktor prestice dan  budaya masyarakat, serta maraknya produk-produk siap  saji yang sangat mudah dan murah untuk memperolehnya seperti mie dan roti (gandum) yang menyumbang konsumsi sebesar 10,1Gram/Kapita/Hari,  ini benar-benar telah menggeser posisi pangan lokal, dan dalam jangka panjang akan memberi keuntungan yang besar terhadap negara lain.
Disamping itu masih terdapat kelemahan dalam pengembangan usaha kecil bidang pangan seperti:
1.      kurangnya permintaan terhadap aneka olahan pangan lokal dari masyarakat.
2.      rendahnya ketersediaan aneka olahan makanan yang berbahan pangan lokal.
3.      rendahnya produktivitas dan kualitas produk hasil olahan pangan lokal oleh usaha kecil bidang pangan.
Hal ini disebabkan karena usaha kecil bidang pangan maupun rumah tangga memiliki keterbatasan terhadap aspek teknologi, finansial, manejemen dan sumber daya.
Berdasarkan beberapa permasalahan tersebut, maka perlu digali berbagai sumber daya alam lokal yang selama ini belum dimanfaatkan potensinya untuk pembangunan pertanian. Dengan tergalinya potensi sumber daya alam lokal diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang timbul dengan pemanfaatan sumber daya local non beras sebagai sumber karbohidrat sehingga pertanian dapat memenuhi kebutuhan pangan dan gizi,
Sudah tiba saatnya generasi-generasi muda “kita” menyadari akan keadaan tersebut.  Dengan harapan generasi muda kita dapat mencari solusi terhadap permasalahan pertanian dan kebutuhan pangan pada saat ini. Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi menyelenggarakan Lomba Karya Tulis Ilmiah. Semoga kegiatan ini benar-benar mampu membuka wawasan dan membentuk sikap positif generasi muda dalam kesadaran akan kebutuhan pangan.
Tujuan Kegiatan
Tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah

  • Meningkatkan ”Sense of belonging and responsibility” masyarakat khususnya generasi muda Bali terhadap dunia pertanian
  • Membuka wawasan dan membentuk sikap positif masyarakat khususnya pemuda Bali dalam kebutuhan pangan
  • Menumbuhkan kembangkan serta meningkatkan peran serta pemuda dalam pengembangan dunia pertanian
  • Membuka pemikiran pemuda tentang permasalahan pertanian yang berkembang pada saat ini khususnya mengenai kebutuhan pangan.